Hey ^^

Wednesday, June 11, 2014

Ketika jarak...

Ratusan ribu meter, ratusan kilometer, terbentang sebuah jarak di antara kita.
Aku tahu, kamu pun tahu, akan adanya jarak itu semakin sulit hubungan kita.
Bercakap pun sulit, apalagi...kamu tahu, bertatap.
Pertemuan yang amat sangat jarang. Percakapan yang hanya kadang-kadang saja.
Dengan rindu yang amat sangat mengganggu ketika tertahan.
Dengan perdebatan-perdebatan kecil yang sering terjadi di antara kita.
Kita selalu dan selalu mencoba untuk dewasa dalam menyikapinya.

Pikiran-pikiran yang muncul ketika malam tiba.
Memikirkan apabila kita, apabila kita...berdekatan satu sama lain.
Namun pikiran-pikiran itu mampu ketepis.
Tergantikan dengan "Jarak ini, akan mendewasakan kita, mendewasakan hubungan kita. Mengubah pola pemikiran kita yang mungkin terlalu tidak realistis. Mungkin raga kita memang terpisah oleh jarak. Namun, kita berdua sama-sama tahu bahwa hati kita selalu dekat."

Friday, April 25, 2014

Meskipun dulu...

               Berpura-pura. Bertingkah seolah tak mendengar, tak melihat, juga tak merasakan. 
Menganggap bahwa kamu tak ada dan menganggap bahwa aku sendiri tak kasat mata. Aku tak melihatmu, kamu tak melihatku. Aku tak mendengarmu, kamu tak mendengarku. Aku di duniaku, kamu di duniaku.
         Aku bertahan pada topeng dan benteng yang cukup kuat sejauh ini. Topeng dan benteng ini benar-benar bisa kuajak 'berkomplot' untuk mengacuhkanmu, melupakanmu, menjauhkan 'unsur kamu' dari hidupku. Benteng ini seolah kedap suara ketika kamu mulai berceloteh. Topeng ini pun seolah melebar dan menutupi kedua mataku ketika kamu mulai beraksi di sekitarku.
            Tapi, apa yang terjadi? Aku menemukan fakta bahwa pada dasarnya dan pada nyatanya hati ini tetap mencintai kamu. Dengan atau tanpa bertatap, bercanda, dan bertemu kamu. Fakta yang mengejutkan bahwa ternyata hati ini telah belajar dengan sendirinya. Untuk mencintai kamu dengan tulus, tanpa mengharap sedikitpun balasan. Meskipun dulu, hati ini terbiasa 'saling mencintai' bersama kamu.